Sering banyak tudingan bahwa poligami dilakukan karena
mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW. Namun apakah poligami yang dilakukan
Nabi SAW sama dengan yang dilakukan kita sekarang ini ???
Menarik
untuk diketahui, seperti dijelaskan Quraish Shihab, ternyata semua
istri Rasulullah SAW setelah Khadijah wafat adalah janda-janda yang
berusia di atas 45 tahun, kecuali Aisyah RA.
Janda-janda itu
menjelang "senja"; tidak lagi memiliki daya tarik memikat. Pernikahan
itu untuk tujuan menyukseskan dakwah atau membantu dan menyelamatkan
para perempuan yang kehilangan suami.
Berikut ini profil para ummul mukminin selain Khadijah dan Aisyah:
*
Saudah binta Zam'ah RA, seorang wanita tua, suaminya meninggal di
perantauan (Etiopia) sehingga ia terpaksa kembali ke Makkah menanggung
beban kehidupan bersama anak-anaknya dengan risiko dipaksa murtad.
*
Hindun binti Abi Umayyah RA, yang dikenal dengan Ummu Salamah, semula
bersuamikan Abdullah al Makhzumi, yang terluka parah dalam perang Uhud
kemudian syahid. Ia sudah berumur, sampai-sampai pada mulanya Ummu
Salamah RA menolak lamaran Rasul SAW sebagaimana telah menolak lamaran
Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Demi meraih kehormatan dipersunting
pesuruh Allah (Rasulullah SAW) dan demi anak-anaknya, ia menerima
pinangan Rasulullah.
* Ramlah, putri Abu Sufyan RA, meninggalkan
orang tuanya untuk berhijrah ke Habasyah (Etiopia) bersama suaminya.
Tapi suaminya kemudian memeluk agama Nasrani di sana dan menceraikannya,
sehingga ia hidup sendiri di perantauan. Maka melalui Negus, penguasa
Etiopia, Nabi SAW melamarnya dengan harapan mengangkatnya dari jurang
penderitaan, sekaligus menjalin hubungan dengan ayahnya yang ketika itu
merupakan salah satu tokoh utama kaum musyrikin di Makkah.
*
Huriyah binti Alharis RA, adalah putri kepala suku dan termasuk salah
seorang yang ditawan pasukan Islam. Nabi SAW menikahinya sambil
memerdekakannya dengan harapan kaum Muslimin dapat membebaskan para
tawanan yang mereka tawan. Dan, seperti yang Beliau harapkan, semua
tawanan yang dibebaskan pada akhirnya memeluk agama Islam.
*
Hafshah adalah putri Umar Ibnul al-Khaththab RA. Ketika suaminya wafat,
ayahnya merasa sedih melihat anaknya hidup sendiri, maka ia 'menawarkan'
putrinya kepada Abu Bakar RA untuk dipersuntingnya. Namun yang ditawari
tidak menyambut, maka tawaran diajukan kepada Utsman bin Affan, yang
juga menolaknya. Ketika itu Umar RA mengadukan kesedihannya kepada Nabi
SAW. Rasulullah kemudian meminang Hafshah RA untuk dirinya demi
persahabatan dan demi tidak membedakan Umar RA dengan sahabatnya Abu
Bakar RA putrinya, yakni Aisyah RA, juga dinikahi Rasulullah SAW.
*
Shafiyah binti Huyay RA, putri pemimpin Yahudi dari Bani Quraizhah yang
ditawan setelah kekalahan mereka dalam pengepungan yang dilakukan oleh
Nabi SAW, diberi pilihan kembali kepada keluarganya atau tinggal bersama
Nabi SAW dalam keadaan bebas merdeka. Dia memilih untuk tinggal bersama
Nabi SAW. Di rumah itu, Shafiyah hidup terhormat sampai suatu ketika
Nabi SAW mendengar seseorang yang memakinya bertubuh pendek. Nabi SAW
menghibur Shafiyah sambil mengecam dengan keras pemakinya.
*
Zaenab binti Jahesy RA, sepupu Nabi Muhammad SAW, dinikahkan langsung
oleh Nabi SAW dengan bekas anak angkat dan budak beliau Zaid ibnu
Haritsah RA. Rumah tangga mereka tidak bahagia, sehingga mereka bercerai
dan sebagai penanggungjawab pernikahan itu Nabi Muhammad SAW
manikahinya atas perintah Allah SWT, sekaligus untuk membatalkan adat
Jahiliyah yang menganggap anak angkat sebagai anak kandung, sehingga
ayah angkatnya tidak boleh menikahi bekas istri anak angkatnya itu. (QS
Al Ahzab [33]: 36-37).
* Zainab binti Khuzaimah RA, suaminya
gugur dalam perang Uhud dan tidak seorang pun -dan kaum muslimin ketika
itu- yang berminat, maka Nabi Muhammad SAW pun menikahinya.
Itulah
istri-istri Nabi Muhammad SAW yang keseluruhannya janda kecuali Aisyah
RA dan yang beliau nikahi setelah bermonogami hingga usia 50 tahun lebih.(mozaik.inilah.com)