Aku belajar mengikhlaskan sesuatu yang menjadi takdirku.
Ku sadar bahwa aku bukanlah yang terpenting dalam hidupmu.
Jujur aku sangat sayang dan cinta padamu.
Aku hanya bisa menjagamu dari kejauhan.
Kuhanya bisa mendoakanmu.
Kebahagiaanmu mungkin bukan dariku.
Saat dimana aku harus mengahadapi semua dengan sendiri .
Meski hati menangis, tak ada pilihan lain selain berusaha tegar.
Keadaan memaksaku harus kuat meski sebenarnya ku tak mampu.
Aku tahu memang aku tak punya apa-apa.
Namun aku mempunyai hati yang tulus.
Aku selalu setia tapi kau dustakan,
Aku selalu mencintai namun kau sakiti,
Aku selalu percaya tapi kau khianati,
Aku selalu tulus tapi kau bohongi,
Aku selalu berharap namun ternyata harapan itu sia-sia.
Terkadang ku terdiam meratapi nasib.
Aku mulai kecewa dengan keadaan ini.
Begitu rumit dan tak aku mengerti apa maksud semua ini.
Punya hatikah kamu ???
Mengertikah perasaanku saat ini ???
Biarkanlah rasa ini tetap untukku.
Mungkin aku ditakdirkan buta, buta untuk melihat lelaki lain selain dirimu.
Berharap untuk memilikimu seutuhnya.
Harapan penuh kesia-siaan.
Memikirkan engkau yang tidak mau mengerti perasaanku hanyalah menghabiskan banyak waktu terbuang percuma.
Ada satu hal yang tidak dapat aku sembunyikan yaitu “rasa sayang dan cinta”,
Andai aku cuek, itu karena aku sedikit kecewa dengan sikapmu.
Tetapi jujur tidak ada rasa benci sedikit pun, jauh di lubuk hatiku aku selalu memperhatikanmu.
Di balik sikap cuekku aku selalu ingin tahu tentang kamu.
Aku tengah kehilangan konsep kehidupanku sehingga aku merasa mati berulang kali sebelum ajalku datang, itu semua karena hatiku adalah korban dari cinta.
Kamu mungkin akan menyadarinya kelak bahwa semua yang kulakukan adalah untuk kebaikanmu, tapi saat itu semua terjadi mungkin aku sudah tidak bersamamu lagi.
Jika suatu hari nanti aku berhenti mencintaimu, itulah giliranmu untuk mengerti.
Hari ini mungkin aku mencintaimu, tapi mungkin besok takkan ada lagi cinta untukmu.
Mungkin besok kamu yang akan lebih mencintai aku ketika aku telah pergi.
Aku terlihat selalu bahagia itu karena aku mampu menyembunyikan luka dengan tawa.
Sabar itu menyakitkan,
Diam itu menyiksa,
Berbicara pun percuma.
Menyayangi kamu, apakah harus sesakit ini.
Namun aku selalu berpikir apa pun yang terjadi dalam hidupku,
selalu ku berkata Tuhan itu baik.
Ingat suatu saat semua akan berbalik “yang menyakiti akan disakiti, yang melukai akan dilukai, yang meninggalkan akan ditinggalkan” karena ku yakin karma itu ada.
Sekarang aku sadari bahwa selama ini orang yang aku sayangi dengan setulus hati, belum tentu dia juga menyayangiku dengan tulus seperti aku menyayanginya.
Tuhan.... sekarang tugasku telah selesai
Ku serahkan dia padaMu..............
Lindungilah dia Tuhan......
Ketika penjagaanku tak bisa lagi sampai kepadanya.
Kuatkan aku Tuhan.
Sudah ku coba untuk mengerti tapi tetap saja hati ini tersakiti.
Mungkin sebaiknya aku tidak terlalu berharap.
Agar tidak terlalu kecewa seperti sekarang ini.
Bukan cinta ini yang memudar, tapi
Kau yang membuatku terbiasa tanpa perhatianmu,
Kau yang membuatku terbiasa tanpa dirimu,
Kau yang membuat seakan aku tak dibutuhkan dan
Kau pula yang membuat aku seperti tak berarti di matamu.
Begitu indahnya hari-hari yang ku lalui, namun tak seperti indahnya hati ini.
Indahnya bintang-bintang di langit yang menghiasi malam, tapi tak juga seindah batin ini.
Bulan yang menerangi gelapnya bumi tak jua mampu menerangi batinku yang terlanjur kelam karenamu.
Hatiku kini luluh lantak dan hancur berkeping-keping.
Tak mampu terobati lagi
Hatiku terlanjur sakit dan kecewa atas ulahmu.
Namun ku tahan air mata ini.
Ku tahan agar tak meleleh di pipi.
Ku lapangkan dada ini meski ku tahu aku tak mampu
Ku coba tuk selalu tersenyum.
Selalu terlihat ceria di hadapanmu, meski di balik itu sesungguhnya hatiku sangatlah rapuh.
Entah dengan apa ku ungkapkan isi hatiku, memandangmu pun aku malu.
Semakin kau menatapku rasa hatiku semakin menggebu-gebu.
Apakah ini yang dinamakan cinta, atau hanya halusinasiku saja.
Karena yang ku tau....
Cinta itu tidak menyakitkan
Cinta itu tidak mendustakan
Namun bibirku tak mampu tuk berucap tiga kata untukmu yaitu Aku Cinta Kamu.
Mencintaimu adalah anugrah terindah dalam sejarah hidupku.
Tapi ku sadar siapa aku.
Aku hanyalah insan biasa yang bermimpi akan cinta.
Berkhayal akan bahagia bersamamu.
Ku tak punya harta namun ingin dicinta.
Ku tak punya tahta tapi ingin bahagia.
Bagiku mencintaimu dalam hati itu sudah cukup.
Aku mencintaimu di setiap detak jantungku dalam setiap hembusan nafasku.
Untuk mencintaimu satu detik ku bisa.
Tapi untuk melupakanmu butuh waktu bertahun-tahun.
Ketulusan cintaku kau anggap puisi belaka, kasih sayangku kau balas dengan dusta.
Aku tak menyesal kehilanganmu, aku tak bersedih tak kau cintai setulus hati.
Dan aku tak menangis ketika kau lukai.
Love You :)
0 komentar:
Posting Komentar