Kamis, 16 April 2015


Hati adalah tempat terdalam dari diri manusia yang dapat di katakan sebagai pusat terbentuknya kepribadian kita.
Hati merupakan sebongkah karunia dari Allah, karena dengan adanya hati kita dapat merasakan adanya kekecewaan, kemarahan, kebahagiaan, serta kesedihan dan lain sebagainya.
Adakalanya, seseorang berada pada saat-saat yang menyenangkan, tetapi, ada pula kita akan berada pada posisi yang tidak kita harapkan. Semua itu sudah menjdai takdir yang telah Allah Ta’ala tetapkan untuk makhluk-makhluk Nya.

Tetapi, Allah Ta’ala juga telah memberikan solusi-solusi kepada manusia tentang bagaimana cara mengatasi rasa galau atau rasa sedih yang sedang menghampiri jiwa. Karena dengan stabilnya jiwa, tentu setiap orang akan mampu bergerak dalam perkara-perkara positif, sehingga dapat membuat langkah-langkahnya menjadi lebih bermanfaat, terutama bagi dirinya lalu untuk orang lain.

Berikut ini adalah kunci dalam mengatasi rasa galau :

1. Istigfar
Hal pertama yang paling mudah dan tak jarang juga selalu terlupakan adalah istigfar, atau memohon ampun kepada Allah secara spontan.
Karena, bila kegalauan datang maka perilaku seseorang menjadi tak terkontrol dengan baik dan dapat mengarahkan kita kepada emosi yang tak bermanfaat.
Sangat dianjurkan untuk selalu mengucap "astagfirullahal adziym, alladzi laa illaaha' illaullahuwal hayulqoyum wa' atubuu illaiih" di setiap waktu untuk menjaga hati bila sewaktu-waktu ada hal buruk tak terduga. (nauzubillah)

2. Sabar

Hal pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika menghadapi cobaan yang tiada henti adalah dengan meneguhkan jiwa dalam bingkai kesabaran. Karena dengan kesabaran itulah seseorang akan lebih bisa menghadapi setiap masalah berat yang mendatanginya.

Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (Qs. Al-Baqarah 153).
Selain menenangkan jiwa, sabar juga dapat menstabilkan kacaunya akal pikiran akibat beratnya beban yang dihadapi.

2. Berwudhu

Wudhu bukan hanya membersihkan raga, tetapi juga hati bila kita lakukan dengan ikhlas lillahi ta'alla.
Manfaat berwudhu juga dapat langsung kita rasakan setelah melakukannya, yaitu kesegaran dari air suci yang kita gunakan untuk mebasuh beberapa anggota tubuh kita.

3. Sholat

Bukan hanya sholat wajib (fardu') saja yang dapat menenangkan hati, sholat sunnah pun akan bermanfaat sama bila kita sungguh-sungguh dan benar-benar khusyuk mengerjakannya.
Karena sholat adalah titik terdekat kita kepada sang Khalik, Allahu ya karim. Dan sholat memberikan beragam manfaat yang insyaAllah kita dapatkan.

4. Adukanlah semua itu kepada Allah

Ketika seseorang menghadapi persoalan yang sangat berat, maka sudah pasti akan mencari sesuatu yang dapat dijadikan tempat mengadu dan mencurahkan isi hati yang telah menjadi beban baginya selama ini. Allah sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam ayat yang dibaca setiap muslim minimal 17 kali dalam sehari : “Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan” (QS. Al Fatihah 5).

Mengingat bahwa manusia adalah makhluk yang banyak sekali dalam mengeluh, tentu ketika keluhan itu diadukan kepada Sang Maha Pencipta, maka semua itu akan meringankan beban berat yang selama ini kita derita.
Rasulullah shalallahi alaihi wasallam ketika menghadapi berbagai persoalan pun, maka hal yang akan beliau lakukan adalah mengadu ujian tersebut kepada Allah Ta’ala. Karena hanya Allah lah tempat bergantung bagi setiap makhluk.

5. Positive thinking

Positive thinking atau berpikir positif, perkara tersebut sangatlah membantu manusia dalam mengatasi rasa galau yang sedang menghinggapinya. Karena dengan berpikir positif, maka segala bentuk-bentuk kesukaran dan beban yang ada pada dalam diri menjadi terobati karena adanya sikap bahwa segala yang kesusahan-kesusahan yang dihadapi, pastilah mempunyai jalan yang lebih baik yang sudah ditetapkan oleh Allah Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya : “Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs Al-Insyirah 5-6).

6. Dzikrullah (Mengingat Allah)

Orang yang senantiasa mengingat Allah Ta’ala dalam segala hal yang dikerjakan. Tentunya akan menjadikan nilai positif bagi dirinya, terutama dalam jiwanya. Karena dengan mengingat Allah segala persoalan yang dihadapi, maka jiwa akan menghadapinya lebih tenang. Sehingga rasa galau yang ada dalam diri bisa perlahan-perlahan dihilangkan. Dan sudah merupakan janji Allah Ta’ala, bagi siapa saja yang mengingatnya, maka didalam hatinya pastilah terisi dengan ketenteraman-ketenteraman yang tidak bisa didapatkan melainkan hanya dengan mengingat-Nya.

Sebagaimana firman-Nya : “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram” (Qs Ar-Ra’du 28).

Berbeda dengan orang-orang yang lalai kepada Allah, yang di mana jiwa-jiwa mereka hanya terisi dengan rasa kegelisahan, galau, serta kecemasan semata. Tanpa ada sama sekali yang bisa menenangkan jiwa-Nya.

7. Membaca Al-Qur'an

Melantunkan ayat suci Al-Qur'an juga dapat menimbulkan benih ketentraman dalam jiwa yang berpengaruh pada hati. Ini di sebabkan kandungan arti dalam ayat yang terserap oleh rohani kita membuahkan aura positif, tentu saja di iringi dengan kemauan yang kuat untuk mebaca agar mendapat nilai yang maksimal.

8. Menyayangi orang miskin

Rasulullah memerintahkan kepada Muslim yang punya kelebihan harta untuk memberikan perhatian kepada orang miskin. Ternyata, sikap dermawan itu boleh mendatangkan ketenangan jiwa. 
Mengapa ?
Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa para Malaikat selalu mendoakan orang-orang dermawan : Rasulullah  bersabda yang maksudnya : “Setiap pagi hari dua Malaikat senantiasa mendampingi setiap orang. Salah satunya mengucapkan do'a: ' Ya Allah …. Berikanlah balasan kepada orang yang bersedekah. Dan Malaikat yang kedua pun berdo'a :' Ya Allah … Berikanlah kepada orang yang kedekut itu kebinasaan."

Dari hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang dermawan itu memperoleh dua balasan. Pertama, ia mendapatkan ganjaran atas apa yang diberikannya kepada orang lain. Kedua, mendapatkan limpahan ketenangan jiwa dan belas kasihan dari Allah SWT.

9. Melihat orang yang di bawah, jangan lihat orang di atas

Ketenangan jiwa akan diperoleh jika kita senantiasa bersyukur atas segala pemberian Allah SWT, meskipun nampak sedikit. Rasa syukur itu akan muncul bila kita senantiasa melihat orang-orang yang lebih rendah taraf kehidupannya dari kita, baik dalam segi harta kekayaan, tahap kesehatan, wajah kita, pekerjaan dan pendidikannya. Betapa ramai di dunia ini orang yang kurang bernasib baik.

Rasa syukur itu selain mendatangkan ketenangan jiwa, juga akan mendapat ganjaran dari Allah s.w.t.
Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud : "Siapa yang tidak bersyukur dengan pemberian yang sedikit, dia juga tidak akan bersyukur dengan pemberian yang banyak. Siapa yang tidak mensyukuri manusia, bererti dia juga tidak mensyukuri Allah. Memperkatakan nikmat Allah adalah tanda syukur, dan mengabaikannya adalah kufur. Berjemaah itu dirahmati, sedangkan berpecah belah itu mengundang azab." (Hadis Riwayat Ahmad dalam Musnad Ahmad)

10. Menjaga hubungan silaturahim

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang memerlukan perhubungan sesama manusia, untuk bantu membantu sesama mereka. Berbagai keperluan hidup tak mungkin diperolehi tanpa bantuan orang lain. Oleh itu, di dalam hadis Rasulullah s.a.w diperintahkan untuk tetap menjalin hubungan silaturahim, sekalipun terhadap orang yang melakukan permusuhan.

Rasulullah juga pernah bersabda bahwa silaturahmi dapat memanjangkan umur dan memurahkan rezeki . Hubungan yang baik di dalam keluarga, maupun dengan jiran tetangga akan mendatangkan ketenangan, kedamaian dan kemesraan. Hubungan yang baik itu juga akan menyelesaikan berbagai masaalah yang dihadapi oleh masyarakat.

Rasulullah bersabda yang bermaksud, "Barangsiapa menjamin untukku satu perkara, aku jamin untuknya empat perkara. Hendaklah dia bersilaturahim (menjalinkan hubungan baik) nescaya keluarganya akan mencintainya, diperluas baginya rezeki, ditambah umurnya dan Allah s.w.t. memasukkan ke dalam Syurga."(Hadis Riwayat Ar-Rabii)

11. Mengatakan kebenaran walaupun ianya pahit didengar

Hidup ini harus dijaga agar senantiasa berada di atas jalan kebenaran. Kebenaran harus diperjuangan. Pelanggaran terhadap kebenaran akan mendatangkan kegelisahan. Ketenangan jiwa akan terbina apabila kita tidak melanggar nilai-nilai kebenaran. Sebaliknya, pelanggaran terhadap kebenaran akan berpengaruh terhadap ketenangan jiwa. Lihat saja orang-orang kerap berbuat maksiat, kehidupannya dipengaruhi kegelisahan.

12. Sentiasa berlapang dada terhadap kecaman orang lain asalkan yang kita lakukan benar-benar kerana Allah

Salah satu faktor yang membuat jiwa seseorang tidak tenang adalah kerena selalu mengambil perhatian kecaman orang lain terhadap dirinya. Sedangkan seseorang akan memiliki pendirian yang kuat jika berpegang kepada prinsip-prinsip yang datang dari Allah SWT yaitu Islam sebagai cara hidup. Sekiranya kita ikuti apa yang berlaku di dunia sekarang ini, ianya akan menganggu ketenagan jiwa kita.

13. Tidak meminta-minta kepada orang lain

"Tangan di atas (memberi) lebih mulia dari tangan di bawah" adalah hadis Rasulullah yang memotivasi setiap mukmin untuk hidup berdikari.

Tidak bergantung dan meminta-minta kepada orang lain, kerana jiwanya akan kuat dan sikapnya lebih berani dalam menghadapi kehidupan. Sebaliknya, orang yang selalu meminta-minta menggambarkan jiwa yang lemah. Hal ini tentu membuat jiwanya tidak tenang.

14. Menjauhkan diri dari berhutang

Dalam sebuah hadis Rasulullah dengan tegas mengatakan : “Janganlah engkau jadikan dirimu ketakutan setelah merasakan keamana” (Para sahabat) bertanya:" Bagaimana boleh terjadi seperti itu" Sabdanya : " Karena hutang.”
Begitulah kenyataannya. Orang yang berhutang akan senantiasa bimbang dan risau, kerena ia akan didatangi oleh orang yang memberi hutang kepadanya. Inilah salah satu faktor yang membuat banyak orang mengalami tekanan jiwa.
Rasulullah s.a.w juga mengatakan dalam hadisnya : “Hendaklah kamu jauhi hutang, kerena hutang itu menjadi beban fikiran di malam hari dan rasa rendah diri di siang hari."

Tapi semua di atas kembali pada diri kita masing-masing, karena beragam masalah memiliki beragam jalan keluarnya juga.

Akhiru kallam, saya harap kita dapat saling bercerminkan diri agar dapat memperbaiki diri agar menjadi manusia yang selalu bartambah kebaikan di mata Allah S.W.T

Semoga dapat memberikan manfaat sebaik mungkin.
Categories:

0 komentar:

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!